Blogger Widgets Seikat Ilmu: Makalah Orkom Interrupt Driven I/O
Dream Believe and Make it Happen

Jumat, 20 Desember 2013

Makalah Orkom Interrupt Driven I/O




MAKALAH
ORKOM & ARKOM
“ INTERRUPT DRIVEN I/O “



DOSEN PEMBIMBING :
Siti Romlah, S.Kom, M.Kom

Anggota Kelompok :
Novia Rizqiana (12012536/A)
Novia Dwi Wulandari (12012535/A)
Zumroti (12012608/A)
Zumrotus Sholehah (12012609/A)
Indah Fitriah N. (12012504/B)

            JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2013

KATA PENGANTAR


Tiada untaran kata yang pantas penulis torehkan selain ucapan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, Yang Maha pemberi kasih atas segala limpahan Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Tak lupa sholawat serta salam, semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Yang Mulia junjungan umat dan suri tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW beserta para sahabatnya.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada :
1.    Ibu Siti Romlah, S.Kom, M.Kom selaku dosen yang telah memberikan pengarahan hingga usainya penyusunan Makalah ini.
2.    Keluarga dan teman-teman yang telah membantu dan memberikan dukungan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. 
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan penulisan Makalah ini. Semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan seluruh pembaca. Dan semoga Allah SWT. memberikan balasan yang sepadan atas segala dukungannya yang telah diberikan kepada penulis dan semoga penulis mendapat Ridho-Nya, Amin

                                                                                                   Paiton,  5 Oktober 2013


                                                                                                                 Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  ................................................................................................  i
DAFTAR ISI ...............................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................  1
1. Latar Belakang .........................................................................................................  1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
2. Interrupt Driven I/O ..................................................................................................  2
2.1 Pengertian ..............................................................................................................  2
2.2 Metode Interrupt Driven I/O .................................................................................4
2.3. Contoh Pengontrol Interrupt pada Chip Intel 8259A ............................................... 6
2.4. Kelemahan I/O terprogram dan Interrupt Driven I/O .............................................. .6
2.5.Elemen-elemen pada sistem Interrupt Driven I/O ..................................................... 7  
                                                                                                                         
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................  8
3.2 Saran ...................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9



BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sistem komputer tidak akan berguna tanpa adanya peralatan input dan output. Operasi-operasi I/O diperoleh melalui sejumlah perangkat eksternal yang menyediakan alat untuk pertukaran data di antara lingkungan luar dengan komputer. Perangkat eksternal dihubungkan dengan komputer oleh suatu link dengan modul I/O.
Terdapat tiga buah teknik yang dapat digunakan dalam operasi I / O. Pada I / O terprogram, data saling dipertukarkan antara CPU dengan modul I / O. CPU mengeksekusi program yang memberikan operasi I / O kepada CPU secara langsung, termasuk status perangkat pengindra, pengiriman perintah pembacaan atau penulisan, dan pemindahan data. Ketika CPU mengeluarkan perintah ke modul I / O, maka CPU harus menunggu sampai operasi I / O selesai. Apabila CPU lebih cepat dibandingkan modul I / O, maka hal ini akan membuang-buang waktu CPU.
Teknik yang kedua dengan menggunakan interupt driven I / O, CPU mengeluarkan perintah I / O, dilanjutkan dengan mengeksekusi intstruksi-instruksi lainnya, dan diinterupsi oleh modul I / O apabila instruksi-instruksi tersebut telah selesai dilaksanakan.
Dengan menggunakan I / O terprogram dan I / O interupt, maka CPU bertanggung jawab atas pengeluaran data dan memori utama untuk keperluan output dan penyimpanan data di dalam memori utama untuk keperluan input. Alternatifnya dikenal sebagai Direct Memory Access ( DMA ). Dalam mode ini, modul I / O dan main memory saling bertukar data secara langsung, tanpa melibatkan CPU.

BAB II
PEMBAHASAN

2. Interrupt Driven I/O
2.1 Pengertian
Interupsi adalah mekanisme penghentian atau pengalihan pengolahan instruksi dalam CPU kepada routine interupsi. Hampir semua modul memori dan (I/O) memiliki mekanisme yang dapat menginterupsi kerja CPU.
Tujuan interupsi secara umum untuk menejemen pengeksekusian routine instruksi agar efektif dan efisien antar CPU dan modul - modul I/O maupun memori. Setiap komponen komputer dapat menjalankan tugasnya secara bersamaan, tetapi kendali terletak pada CPU disamping itu kecepatan eksekusi masing - masing modul berbeda sehingga dengan adanya fungsi interupsi ini dapat sebagai sinkronisasi kerja antar modul.
Macam-macam kelas sinyal interupsi :
a.     Program, yaitu interupsi yang dibangkitkan dengan beberapa kondisi yang terjadi pada hasil eksekusi program. Contohnya: arimatika overflow, pembagian nol, oparasi ilegal.
b.    Timer, adalah interupsi yang dibangkitkan pewaktuan dalam prosesor. Sinyal ini memungkinkan sistem operasi menjalankan fungsi tertentu secara reguler.
c.     I/O, sinyal interupsi yang dibangkitkan oleh modul I/O sehubungan pemberitahuan kondisi error dan penyelesaian suatu operasi.
d.    Hardware failure, adalah interupsi yang dibangkitkan oleh kegagalan daya atau kesalahan paritas memori.
Dengan adanya mekanisme interupsi, prosesor dapat digunakan untuk mengeksekusi instruksi-instruksi lain. Saat suatu modul telah selesai menjalankan tugasnya dan siap menerima tugas berikutnya maka modul ini akan mengirimkan permintaan interupsi ke prosesor. Kemudian prosesor akan menghentikan eksekusi yang dijalankannya untuk menghandel routine interupsi. Setelah program interupsi selesai maka prosesor akan melanjutkan eksekusi programnya kembali. Saat sinyal interupsi diterima prosesor ada dua kemungkinan tindakan, yaitu interupsi diterima atau ditangguhkan dan interupsi ditolak. 
 
Apabila interupsi diterima atau ditangguhkan, prosesor akan melakukan hal- hal dibawah ini:
a.     Prosesor menangguhkan eksekusi program yang dijalankan dan menyimpan konteksnya. Tindakan ini adalah menyimpan alamat instruksi berikutnya yang akan dieksekusi dan data lain yang relevan.
b.    Prosesor menyetel program counter (PC) ke alamat awal routine interrupt handler.

Gambar  berikut menjelaskan siklus eksekusi oleh prosesor dengan adanya fungsi interupsi.











Gambar : Siklus eksekusi instruksi dengan Interrupt
Untuk sistem operasi yang kompleks sangat dimungkinkan adanya interupsi ganda (multiple interrupt). Misalnya suatu komputer akan menerima permintaan interupsi saat proses pencetakan dengan printer selesai, disamping itu dimungkinkan dari saluran komunikasi akan mengirimkan permintaan interupsi setiap kali data tiba. Dalam hal ini prosesor harus menangani interupsi ganda. Dapat diambil dua buah pendekatan untuk menangani interupsi ganda ini. Pertama adalah menolak atau tidak mengizinkan interupsi lain saat suatu interupsi ditangani prosesor. Kemudian setelah prosesor selesai menangani suatu interupsi maka interupsi lain baru ditangani. Pendekatan ini disebut pengolahan interupsi berurutan /
sekuensial. Pendekatan ini cukup baik dan sederhana karena interupsi ditangani dalam ututan yang cukup ketat. Kelemahan pendekatan ini adalah metode ini tidak memperhitungkan prioritas interupsi.
Pendekatan kedua adalah dengan mendefinisikan prioritas bagi interupsi dan interrupt handler mengizinkan interupsi berprioritas lebih tinggi ditangani terlebih dahulu. Pedekatan ini disebut pengolahan interupsi bersarang.
Sebagai contoh untuk mendekatan bersarang, misalnya suatu sistem memiliki tiga perangkat I/O: printer, disk, dan saluran komunikasi, masing-masing prioritasnya 2, 4 dan 5. Pada awal sistem melakukan pencetakan dengan printer, saat itu terdapat pengiriman data pada saluran komunikasi sehingga modul komunikasi meminta interupsi. Proses selanjutnya adalah pengalihan eksekusi interupsi mudul komunikasi, sedangkan interupsi printer ditangguhkan. Saat pengeksekusian modul komunikasi terjadi interupsi disk, namun karena prioritasnya lebih rendah maka interupsi disk ditangguhkan. Setelah interupsi modul komunikasi selesai akan dilanjutkan interupsi yang memiliki prioritas lebih tinggi, yaitu disk. Bila interupsi disk selesai dilanjutkan eksekusi interupsi printer. Selanjutnya dilanjutkan eksekusi program utama.

2.2 Metode Interrupt Driven I/O
Memungkinkan proses tidak membuang-buang waktu. Prosesnya adalah CPU mengeluarkan perintah I/O pada modul I/O, bersamaan perintah I/O dijalankan modul I/O maka CPU akan melakukan eksekusi perintah – perintah lainnya. Apabila modul I/O telah selesai menjalankan instruksi yang diberikan padanya akan melakukan interupsi pada CPU bahwa tugasnya telah selesai. Dalam teknik ini kendali perintah masih menjadi tanggung jawab CPU, baik pengambilan perintah dari memori maupun pelaksanaan isi perintah tersebut. Terdapat selangkah kemajuan dari teknik sebelumnya, yaitu CPU melakukan multitasking beberapa perintah sekaligus sehingga tidak ada waktu tunggu bagi CPU.
Cara kerja teknik interupsi di sisi modul I/O adalah modul I/O menerima perintah, misal read. Kemudian modul I/O melaksanakan perintah pembacaan dari peripheral dan meletakkan paket data ke register data modul I/O, selanjutnya modul mengeluarkan sinyal interupsi ke CPU melalui saluran kontrol. Kemudian modul menunggu datanya diminta CPU. Saat permintaan terjadi, modul meletakkan data pada bus data dan modul siap menerima perintah selanjutnya. 

Pengolahan interupsi saat perangkat I/O telah menyelesaikan sebuah operasi I/O adalah sebagai berikut :
1. Perangkat I/O akan mengirimkan sinyal interupsi ke CPU.
2.  CPU menyelesaikan operasi yang sedang dijalankannya kemudian merespon interupsi.
3.  CPU memeriksa interupsi tersebut, kalau valid maka CPU akan mengirimkan sinyal acknowledgment ke perangkat I/O untuk menghentikan interupsinya.
4   CPU mempersiapkan pengontrolan transfer ke routine interupsi. Hal yang dilakukan adalah menyimpan informasi yang diperlukan untuk melanjutkan operasi yang tadi dijalankan sebelum adanya interupsi. Informasi yang diperlukan berupa:
a.  Status prosesor, berisi register yang dipanggil PSW (program status word).
b.  Lokasi intruksi berikutnya yang akan dieksekusi. Informasi tersebut kemudian disimpan dalam stack pengontrol sistem.
5. Kemudian CPU akan menyimpan PC (program counter) eksekusi sebelum interupsi ke stack pengontrol bersama informasi PSW. Selanjutnya mempersiapkan PC untuk penanganan interupsi.
6. Selanjutnya CPU memproses interupsi sempai selesai.
7. Apabila pengolahan interupsi selasai, CPU akan memanggil kembali informasi yang telah disimpan pada stack pengontrol untuk meneruskan operasi sebelum interupsi.
Terdapat bermacam teknik yang digunakan CPU dalam menangani program interupsi ini, diantaranya :
  Multiple Interrupt Lines.
  Software poll.
  Daisy Chain.
  Arbitrasi bus.

Teknik yang paling sederhana adalah menggunakan saluran interupsi berjumlah banyak (Multiple Interrupt Lines) antara CPU dan modul – modul I/O. Namun tidak praktis untuk menggunakan sejumlah saluran bus atau pin CPU ke seluruh saluran interupsi modul-modul I/O. Alternatif lainnya adalah menggunakan software poll. Prosesnya, apabila CPU mengetahui adanya sebuah interupsi, maka CPU akan menuju ke routine layanan interupsi yang tugasnya melakukan poll seluruh modul I/O untuk menentukan modul yang melakukan interupsi. Kerugian software poll adalah memerlukan waktu yang lama 
karena harus mengidentifikasi seluruh modul untuk mengetahui modul I/O yang melakukan interupsi.
Teknik yang lebih efisien adalah daisy chain, yang menggunakan hardware poll. Seluruh modul I/O tersambung dalam saluran interupsi CPU secara melingkar (chain). Apabila ada permintaan interupsi, maka CPU akan menjalankan sinyal acknowledge yang berjalan pada saluran interupsi sampai menjumpai modul I/O yang mengirimkan interupsi.
Teknik berikutnya adalah arbitrasi bus. Dalam metode ini, pertama-tama modul I/O memperoleh kontrol bus sebelum modul ini menggunakan saluran permintaan interupsi. Dengan demikian hanya akan terdapat sebuah modul I/O yang dapat melakukan interupsi.

2.3. Contoh Pengontrol Interrupt pada Chip Intel 8259A
Intel mengeluarkan chips 8259A yang dikonfigurasikan sebagai interrupt arbiter pada mikroprosesor Intel 8086. Intel 8259A melakukan manajemen interupsi modul - modul I/O yang tersambung padanya. Chips ini dapat diprogram untuk menentukan prioritas modul I/O yang lebih dulu ditangani CPU apabila ada permintaan interupsi yang bersamaan. Berikut mode – mode interupsi yang mungkin terjadi :
  Fully Nested: permintaan interupsi dengan prioritas mulai 0 (IR0) hingga 7(IR7).
  Rotating: bila sebuah modul telah dilayani interupsinya akan menempati prioritas terendah.
  Special Mask: prioritas diprogram untuk modul I/O tertentu secara spesial.
Contoh modul I/O yang menggunakan I/O terprogram dan interrupt driven I/O adalah Intel 8255A Programmable Peripheral Interface (PPI). Intel 8255A dirancang untuk keperluan mikroprosesor 8086.

2.4. Kelemahan I/O terprogram dan Interrupt Driven I/O
Proses yang terjadi pada modul I/O masih melibatkan CPU secara langsung, berimplikasi pada :
a.    Kelajuan transfer I/O yang tergantung kecepatan operasi CPU.
b.    Kerja CPU terganggu karena adanya interupsi secara langsung 

2.5.      Elemen-elemen pada sistem Interrupt- Driven I/O
a.     SIM : Untuk menghalangi hardware interrupt
b.    Bit MSE : Untuk mengaktifkan pemasangan mask
c.     RIM : Untuk membaca status dari interrupt masking
d.    PC : Untuk menghitung indeks dari stack yang sedang diproses
e.     RS : Untuk menyimpan byte atau opcode instruksi
f.     Informasi yang berkenaan dengan program yang diinterupsi

 
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Interupsi adalah mekanisme penghentian atau pengalihan pengolahan instruksi dalam CPU kepada routine interupsi. Hampir semua modul memori dan (I/O) memiliki mekanisme yang dapat menginterupsi kerja CPU.
Tujuan interupsi secara umum untuk menejemen pengeksekusian routine instruksi agar efektif dan efisien antar CPU dan modul-modul I/O maupun memori. Setiap komponen komputer dapat menjalankan tugasnya secara bersamaan, tetapi kendali terletak pada CPU disamping itu kecepatan eksekusi masing-masing modul berbeda sehingga dengan adanya fungsi interupsi ini dapat sebagai sinkronisasi kerja antar modul.

3.2 Saran
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini tidaklah sempurna dan masih banyak yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar untuk di kemudian hari penulis dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua pihak.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.ilmukomputer.com
http://www.id.wikipedia.org

 




 

1 komentar: